Selasa, 03 Mei 2011

nasehat-baik dari gontor Bpk.Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.


Anak-anakku…
Bahwa di Gontor dilatih membagi pikiran, perasaan, waktu, tenaga maka berbahagialah orang yang terampil dalam membagi hal ini, di samping keterampilan-keterampilan bermuamalah ma’a naas dan bermualamah ma’a Allah serta bermuamalah dengan diri kita sendiri.
Sudah cukup pendidikan yang kita berikan, latihan yang telah kita latihkan, pengalaman yang telah dialami, namun tergantung juga daya serapmu terhadap sentuhan-sentuhan pondok yang telah disentuhkan kepada kamu lahir batin, akademis ataupun non-akademis.
Namun, apapun wujudmu dan apapun keterbatasanmu, jadilah orang yang berguna untuk dirimu, keluargamu, masyarakatmu, sebanyak mungkin dan seluas mungkin.
Maka berbuatlah, berfikirlah, bekerjalah semaksimal mungkin, menuju kesempurnaan manusiawi yang lebih bertakwa. Aamin yaa robbal ‘aalamin.
Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.  

JIHAD - jangan asal jihad klo g tw makanya baca dulu donk {iq'rok} br0


Arti sebenarnya dari kataJihaddalam bahasa Arab adalahberjuang kerasatauperjuangan sungguh-sungguh”.
Dalam Islam, kata jihad digunakan untuk mendeskripsikannya sebagai pengabdian bersungguh-sungguh menuju jalan Tuhan.
Terdapat banyak bentuk aplikasi dari jihad, tetapi Islam menyebutkan jihad terpenting adalahJihad al-Nafs” (jihad melawan hawa nafsu), “jihad bil-lisan” (jihad untuk berani menyuarakan kebenaran), “jihad bil yad” (jihad dengan aksi), danJihad bis saif” (jihad dengan pedang).
Setiap bentuk jihad punya kedudukan yang berbeda dan pernah dilaporkan bahwa saat Muhammad kembali dari sebuah peperangan, ia berkataKita telah kembali dari jihad kecil (jihad perang fisik) menuju jihad besar (perjuangan melawan hawa nafsu)” Hal ini bermakna bahwa perjuangan seorang Muslim dalam melawan hawa nafsunya sendiri adalah lebih penting ketimbang jihad pergi ke medan perang.
Kesalahan persepsi lainnya adalah dalam mengasumsikan hanya seseorang yang mati dalam perang saja yang berhak disebut sebagai mati jihad. Anggapan ini keliru, dalam kenyataannya, Islam memberikan referensi bahwa siapapun yang menjalankan aktifitasnya untuk mengabdi kepada Tuhan, kemudian ia mati, maka ia dinilai sebagai mati dalam jihad di jalan Tuhan.
Barang siapa yang mati saat menunaikan ibadah haji di Mekah, seorang wanita yang mati saat melahirkan, atau saat seseorang yang mati dalam tabrakan mobil saat hendak menuju Masjid, dianggap sebagai mati dalam jihad di jalan Tuhan (martyrs)